Apakah Wanita Hanya Sebagai Pemuas Syahwat?

 
       Bismillah, sebenarnya sudah lama sekali saya ingin membuat artikel, artikel yang membahas tentang wanita . Karna wanita  adalah salah satu topik menarik untuk di tulis, namun belum juga muncul inspirasi tema apa yang akan saya tulis, dan sekarang saya sudah menemukannya. 

   Akhir-akhir ini ketika saya membuka media sosial, seperti Facebook, WhatsApp, instagram dan lainnya sebagainya. Banyak wanita yang keluar dari kodrat nya sebagai wanita , padahal dalam kodrat nya, wanita itu sifatnya pemalu, namun kenyataannya tidak demikian.
     Banyak wanita yang berjoget tidak jelas, dengan menampakkan lekuk tubuh, aurat, dan lain sebagainya hanya demi sebuah like dan popularitas di dunia maya, ada juga yang berpenampilan nyeleneh, menyerupai lelaki namun tetap ingin menunjukkan ke seksian tubuhnya hanya untuk kebutuhan instastory, dan menjadi konsumsi publik. 
  Dan yang tidak kalah miris adalah, wanita yang sudah menutup auratnya dengan benar, syar'i dan bercadar sekalipun tidak luput dari itu, ingin dilihat cantik dengan balutan gamis, ingin dianggap saleha, dan pujian lainnya. 
   Padahal rasulullah mengatakan bahwa wanita itu hanya memiliki 2 pilihan, menjadi sebaik-baik wanita, atau sebesar-besar fitnah. 
  Bahkan rasulullah , menjelaskan mengenai tabaruj dan bahaya penyakit Ain, apakah itu kurang meyakinkan dirimu agar tidak mudah memamerkan keindahan dirimu untuk sembarang orang?  Padahal demi Allah saya katakan, bahwa Al Qur'an telah menjelaskan tentang tanggung jawab kami pria terhadap kalian kelak di akhirat :
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu (dan anakmu) dan istrimu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At-Tahrim [66]: 6). 
   Apakah ini masih belum menjadi acuan untuk kalian agar menjaga diri?  Atau sebagai gambaran!  Seandainya Allah berikan beberapa detik saja untuk kalian mata lelaki dan pola fikir lelaki ketika melihat wanita, saya yakin!  Kalian tidak akan mau lagi untuk tabaruj. 
  Percaya deh, engga perlu nunjukin diri bahwa kalian itu cantik agar di lihat lelaki, pada dasarnya lelaki akan memilih wanita yang baik akhlak-nya untuk dijadikan istri kelak, toh Allah berfirman dalam Al Qur'an  : Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia (surga). (QS. An-Nur; 26). 
    Dan pernah baca tidak, atau mendengar tentang hadist yang mengatakan bahwa seorang ibu adalah madrasah utama bagi anaknya?  Apakah akan lahir seorang yang hebat seperti generasi terbaik  : khalid bin walid, hasan husein, umar bin Abdul azis, imam bukhori, imam syafi'i, Muhammad Al fatih, salahudin al ayubi dan masih banyak lagi.  Apakah itu terlahir dari seorang ibu yang suka joget joget tiktokan, tabaruj? Ya engga lah! Mereka semua terlahir dari seorang wanita hebat yang menjaga diri karena takut kepada Allah. 
 Berhias dan mempercantik diri itu boleh, tapi hanya untuk seseorang yang sudah halal untuk kalian, agar membuatnya betah dan tidak berpaling ke lain hati. 

 Tulisan ini saya buat bukan untuk memojokan, menghina, merendahkan harga diri wanita, tapi tulisan ini ditujukan agar wanita sadar akan fitrahnya, dan bantu kami untuk menundukan pandangan, apakah selamanya kalian hanya ingin menjadikan diri kalian sebagai pemuas syahwat lelaki? Naudzubillah min dzhalik. 

Penulis : 
@UntungSenju

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membangun minat baca anak-anak, menumbuhkan rasa tanggung jawab terhadap diri sendiri.

Membangun Indonesia melalui dunia pendidikan, dengan pembelajaran dalam jaringan yang efektif dan menyenangkan

Kesungguhan serta Istiqomah dalam Belajar, menurut Kitab Ta’lim al-Muta’alim